Jangan Menangis Sinar - Tamparan Keras Bagi Kita Semua Untuk Lebih Peduli Terhadap Kaum Miskin

Filed Under ( , , ) by Unknown on Selasa, 14 Mei 2013

Sinar namanya. Bocah berumur enam tahun tersebut juga menjadi sinar bagi sang bunda. Membantu memindahkan ibunya yang lumpuh menjadi keseharian Sinar. Penuh kasih sayang Sinar mengurus ibunya. Sudah dua tahun Murni lumpuh karena terjatuh.

Sejak itu pula hidupnya tergantung pada sang anak. Makan, minum, mandi, hingga buang air. Memasak nasi untuk sang ibu sudah pasti jadi tugas Sinar.

Hanya nasi. Tidak ada lauk apa pun. Simpati tetangga dan kerabat terkadang menguatkan Sinar dan ibunya menghadapi hidup. Bocah kelas satu sekolah dasar ini bahkan kerap terlambat ke sekolah karena harus mengurus ibunya.

Sinar adalah bungsu dari enam bersaudara. Lima kakaknya yang juga belum dewasa tinggal terpisah. Mereka menjadi pembantu rumah tangga. Ini terpaksa dilakukan karena masalah ekonomi. Sementara sang ayah sudah sekian tahun merantau ke Malaysia.

Hanya album foto-foto keluarga yang jadi pengobat rindu pada anak-anak dan sang suami. Rumah tempat tinggal Sinar dan Ibunya Murni berada di Desa Riso, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pernah ramai saat pemilihan umum lalu. Poster dan foto-foto calon legislatif masih menempel di mana-mana. Pemilu usai, Sinar dan ibunya pun terlupakan. Tapi Sinar selalu ada di sini. Ia menerangi rumah ini
Kisah Nyata ini menginspirasi rumah produksi Putra Kusuma Pictures dibawah pimpinan Ki Kusumo  untuk mengangkat kisah tersebut ke layar lebar. dengan judul Jangan Menangis Sinar.



Menurut Ki Kusumo, banyak hal menarik dari proses syuting film Jangan Menangis Sinar. “Film ini adalah film drama keluarga yang mengharu biru. Makanya pas syuting ngga cuma pemainnya yang hanyut dalam kisah cerita, tapi semua kru turut terharu,” paparnya. 

Untuk lokasinya, Bintang Drakula Cinta ini sengaja mengambil tempat yang sebenarnya. “Sebagian di beberapa kota, selebihnya asli dari lokasi yang sebenarnya,” lanjutnya. 

Dengan hadirnya “Jangan Menangis Sinar”, Ki Kusumo berharap penonton bisa mengambil hikmahnya. “Film ini membuat kita peduli, bahwa disekitar kita masih banyak orang yang butuh uluran tangan,” pungkasnya. 

Selain Charly Setia Band, “Jangan Menangis Sinar” juga dibintangi Yulia Rahman, Terry Putri, Yatti Surachman, Ki Kusumo dan Riyanto RA. Sedang artis cilik pendatang barunya memperkenalkan Anggita Anjani dan Axel Putra Kusuma. 

Rangkuman kisah pilu kehidupan Sinar, didominasi soundtrack Jangan Menangis Sinar yang dinyanyikan Charly Setia Band. "Jadi tak hanya gambar yang bicara, namun lagu pun ikut bercerita," terang Produser Jangan Menangis Sinar, Ki Kusumo. 

Menariknya, dalam soundtrack tersebut warna musiknya berbeda dengan yang dinyanyikan Charly sebelumnya, namun telah diaransemen ulang. "Lebih menyesuaikan dengan karakter film yang menyayat hati, sehingga membuat orang  hanyut dalam kesedihan, dan turut merasakan penderitaan yang dialami Sinar," lanjut Ki Kusumo. 

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Aris Merdeka Sirait, menilai film Jangan Menangis Sinar, merupakan tamparan keras pemerintah karena tidak memperhatikan nasib kaum miskin di Indonesia.

Diakuinya Sinar yang diangkat kisah nyata dari Polewali Mandar itu merupakan fenomena sosial yang memilukan ." Ini bagian pertunjukkan sosial dan tamparan bagi pemerintah. Pemerintah mestinya menjadi tanggung jawab pemerintah," katanya lagi.

Selain itu, tambah Aris, fenomena sosial ini juga menjadi pembelajaran bagi masyarakat agar sadar bahwa masyarakat juga punya tanggung jawab moral  agar tidak terjadi pada  Sinar lainnya," ujar Aris.

Diharapkannya dengan tayangan film ini pula, akan  menjadi contoh anak-anak Indonesia, karena menampilkan kejujuran dan berbakti pada orang tua.



Trailer Film Jangan Menangis Sinar

Trailer Film Jangan Menangis Sinar
Denaihati

Leave a Reply