2014 trending topics - SELAMAT TAHUN BARU 2015
Filed Under ( Selamat Tahun Baru, Selamat Tahun Baru 1434 H ) by Unknown on Selasa, 30 Desember 2014
Begitu cepat hari-hari berlalu, begitu cepat siang dan malam berganti, dan betapa cepat malam menggrogoti umur kita dan mendekatkan pada ajal.
Sekarang sempurna waktu setahun meninggalkan kita dan tak kan pernah kembali. Apa yang sudah kita lakukan di dalamnya?! Ketaatan apa saja yang sudah kita kerjakan?! Dan pahala dan kebaikan apa yang sudah kita raih?!
Jika kita gunakan akal kita untuk berpikir tentang kehidupan dunia, maka betapa singkatnya, bagaikan air turun dari langit jatuh ke bumi. Air menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan tumbuhan dalam masa tertentu kering terserap angin, maka rusaklah tumbuh-tumbuhan. Di manakah hakikat air yang jatuh? Itulah gambaran kehidupan dunia.
Allah menjelaskan bahwa amal perbuatan yang kekal lagi saleh itu lebih baik pahalanya di sisi-Nya serta sebaik-baik harapan untuk masa depan di akhirat. Maka pada moment pergantian tahun ini, mari kita tekadkan diri untuk menggunakan sisa umur kita dengan sebaik-baiknya. Karena kita tak tahu, apakah masih bisa menyaksikan pergantian tahun di akhir Desember tahun mendatang.
Tiada ucapan selamat tahun baru yang lengkap tanpa meninjau apa yang kita sebut sebagai resolusi awal tahun. Rasanya sudah tidak asing lagi kebiasaan awal tahun di mana kita diajak membulatkan niat, menanam suatu cita-cita, dan menancapkan tekad untuk mencapai suatu perubahan.
Seorang teman pernah bilang, bahwa baginya resolusi awal tahun adalah proses menggodok semangat juang dalam hidup, supaya dia bisa mengukur kemajuan dan prestasinya dari tahun ke tahun. Teman yang lain berkata, resolusi awal tahun itu hanya sumber stres, karena menurutnya dari sekian banyak keinginan yang tercantum, lebih banyak yang tidak tercapai daripada yang terwujud.
Jadi apa saja resolusi awal tahun Anda? Bagi saya, meluangkan waktu hening dan merenungkan bagaimana kita mengelola energi kreatif dalam hidup, lebih bermanfaat ketimbang sekadar mencantumkan setiap keinginan dalam “daftar belanja” awal tahun.
Mari kita lihat rutinitas yang biasa terjadi di perbatasan antara akhir tahun dan awal tahun. Pertama, tidak ada resolusi awal tahun yang afdol tanpa refleksi akhir tahun.Pada penghujung tahun, kita menengok resolusi yang telah dibuat pada tahun sebelumnya. Kita tepuk bahu kita sendiri atas niatan yang telah tercapai, dan kita pindahkan semua niatan yang belum tercapai sebagai kandidat penghuni daftar resolusi tahun selanjutnya.
Saya sendiri, terus terang, jarang tergerak untuk menyusun resolusi awal tahun, saya lebih senang menjalani hidup ini langkah demi langkah. Mengapa begitu? Saya berusaha melihat kembali setiap momen ketika saya membuat rencana, dan sering sekali rencana tersebut tidak terjadi sesuai dengan apa yang kita prediksikan sebelumnya.
Hidup ini memang sarat dengan perubahan dan ketidakpastian. Terkadang target dipasang supaya keinginan kita punya “bahan bakar” untuk tumbuh, bergerak dan berkembang, namun di tengah bersemangatnya kita mengejar keinginan, tanpa sadar dalam hati terselip rasa “keharusan” yang memaksa. Ini acapkali menjadi sumber stres yang tidak perlu.
Seorang teman pernah bilang, bahwa baginya resolusi awal tahun adalah proses menggodok semangat juang dalam hidup, supaya dia bisa mengukur kemajuan dan prestasinya dari tahun ke tahun. Teman yang lain berkata, resolusi awal tahun itu hanya sumber stres, karena menurutnya dari sekian banyak keinginan yang tercantum, lebih banyak yang tidak tercapai daripada yang terwujud.
Jadi apa saja resolusi awal tahun Anda? Bagi saya, meluangkan waktu hening dan merenungkan bagaimana kita mengelola energi kreatif dalam hidup, lebih bermanfaat ketimbang sekadar mencantumkan setiap keinginan dalam “daftar belanja” awal tahun.
Mari kita lihat rutinitas yang biasa terjadi di perbatasan antara akhir tahun dan awal tahun. Pertama, tidak ada resolusi awal tahun yang afdol tanpa refleksi akhir tahun.Pada penghujung tahun, kita menengok resolusi yang telah dibuat pada tahun sebelumnya. Kita tepuk bahu kita sendiri atas niatan yang telah tercapai, dan kita pindahkan semua niatan yang belum tercapai sebagai kandidat penghuni daftar resolusi tahun selanjutnya.
Saya sendiri, terus terang, jarang tergerak untuk menyusun resolusi awal tahun, saya lebih senang menjalani hidup ini langkah demi langkah. Mengapa begitu? Saya berusaha melihat kembali setiap momen ketika saya membuat rencana, dan sering sekali rencana tersebut tidak terjadi sesuai dengan apa yang kita prediksikan sebelumnya.
Hidup ini memang sarat dengan perubahan dan ketidakpastian. Terkadang target dipasang supaya keinginan kita punya “bahan bakar” untuk tumbuh, bergerak dan berkembang, namun di tengah bersemangatnya kita mengejar keinginan, tanpa sadar dalam hati terselip rasa “keharusan” yang memaksa. Ini acapkali menjadi sumber stres yang tidak perlu.
Saya hanya bertekad untuk tidak pernah berhenti melangkah menuju sesuatu yang lebih baik, Saya yakin bahwa sukses bukan hanya milik orang yang brillian, berbakat, penuh keberuntungan, tapi sukses luar biasa adalah milik orang yang pantang menyerah, yang terus berusaha mencari cara lebih baik.
Kata bijak berikut ini tidak ada salahnya untuk dikoleksi :
“ I refuse to give up, I shall continue firmly, steadly, and persistenly until my good appears!”.
Jika tak dapat "bersahabat" dengan stres di akhir tahun, bisa jadi membuat kita tak siap mengakhiri 2014 dan memasuki 2015 dengan suasana keteduhan.
jika kita ingin berhasil, yang menunjukkan bahwa stres tak selamanya negatif dan agar kita bereaksi dengan baik terhadapnya, bukan dikuasainya. Hugh Down menyatakan bahwa "orang bahagia lebih terkait dengan serangkaian sikap dibandingkan serangkaian keadaan."
Meski jelang tahun baru banyak orang dipicu stres, namun seperti tahun-tahun sebelumnya, hidup kita akan selalu berhubungan dengan stres, yang penting adalah bagaimana menyikapinya agar hidup jadi lebih bermakna. So, enjoy your stress and welcome 2015!