The Vanishing Act - Film Yang Terinspirasi Dari Hilangnya Pesawat MH370
Filed Under ( Info Film Terbaru, Movie Trailer, The Vanishing Act Film Yang terinspirasi Dari Hilangnya Pesawat MH370 ) by Unknown on Minggu, 18 Mei 2014
Pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang raib pada 8 maret 2014, saat mengudara dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) menuju Beijing belum juga ditemukan keberadaannya. Meski berbagai upaya pencarian internasional yang dibantu beberapa negara telah dilakukan.
10 Minggu setelahnya, sebuah trailer film mengangkat kisah hilangnya MH370 ditayangkan di Festifal Film Cannes di Prancis. Film yang bukan produksi Hollywood itu, digadang-gadang akan tayang di bioskop dalam beberapa bulan.
Seperti kutipan dari News.com.au, Minggu (18/5/2014), Rupesh Paul Productions yang mempromosikan film berjudul The Vanishing Act.
Pada kesempatan promosi itu, sebuah poster yang menjanjikan kisah tak terungkap dari pesawat MAS yang hilang itu terpampang. Namun dalam sebuah wawancara pada hari Jumat 17 Mei, Direktur Asosiasi Film Sritama Dutta mengatakan, cerita itu tak sama dengan alur hilangnya MH370. Satu-satunya kesamaan di film thriller dan bencana di kehidupan nyata hanyalah pesawat yang hilang.
"Ini sama sakali tak ada kesamaan," kata Dutta sambil menambahkan bahwa pada kondisi nyata ada begitu banyak perkembangan kasus MH370.
"Kami tidak bisa bersaing dengan fakta yang sebenarnya, itu berubah setiap hari," jelas Dutta.
Dalam trailer film berdurasi 90 detik yang telah diposting ke YouTube Sabtu 17 Mei, ditunjukkan para penumpang yang ketakutan di pesawat MAS yang bergolak. Lalu ada adegan dramatis mirip MH370 setelah lepas landas, serta disisipi adegan romantis awak kapal.
The Vanishing Act - Film Yang Terinspirasi Dari Hilangnya Pesawat MH370
Dutta mengungkapkan, sutradara Indi Rupesh Paul yang akan didaulat membuat film itu. Dan para pemain dari beragam etnis akan diungkap sebelum Festival Cannes berakhir pada 25 Mei.
Paul mengatakan, ia menghabiskan 20 hari kerja untuk membuat skenario berdasarkan teori dari wartawan Malaysia terkait pesawat yang membawa 239 orang. Lanjut Paul, wartawan yang tak disebutkan identitasnya itu juga adalah salah satu investor pada filmnya. Anggaran filmnya sekitar US $ 3,5 juta atau sekitar Rp 39 miliar.
Trailer untuk film separuh fiksi ini, sambungnya, syuting selama 6 hari dalam pesawat yang diparkir di Mumbai, India. Syuting film secara keseluruhan, direncanakan berlangsung selama 35 hari. Melibatkan lebih dari 200 pemain.
Paul berharap bisa syuting di di India dan Amerika Serikat, dan berencana merilis film itu di seluruh dunia pada bulan September tahun ini.
Sementara film erotisnya yang berjudul 'Kamasutra 3D' sedang diputar di luar kompetisi Cannes tahun ini.
Ternyata beberapa minggu MH370 menghilang, sebelum film karya rumah produksi India itu, film Australia bertajuk Deep Water juga telah diproklamirkan. Film itu menuangkan cerita pesawat yang menabrak laut dalam perjalanan dari China.
Namun film Deep Water ditangguhkan penayangannya, karena dinilai mirip dengan hilangnya penerbangan Malaysia Airlines MH370.
Reporter Hollywood menuturkan, Deep Water yang merupakan lanjutan dari Bait 3D telah ditahan karena dinilai memiliki kesamaan dengan tragedi hilangnya MH370.
"Berada di luar kepekaan terhadap situasi tragedi penerbangan Malaysia yang hilang, jadi kami telah memutuskan untuk menghentikan film itu untuk semetara waktu," ucap managing director Arclight Films Gary Hamilton.
Kabar dari Cannes terkait pembuatan film hilangnya MH370 ini datang, setelah buku pertama tentang bencana penerbangan itu muncul dan akan launching pada Senin 19 Mei.
Judul bukunya adalah 'Flight MH370: The Mystery', karya penulis sekaligus jurnalis Nigel Cawthorne.
Sementara sebelumnya, penulis penerbangan Amerika Christine Negroni yang menulis Keberangkatan Mematikan di Penerbangan TWA 800, juga menelurkan buku tentang penerbangan Malaysia MH370 yang hilang. Bukunya berjudul 'Crashed', diterbitkan oleh penerbit Penguin.